Erin · Kuliah

Studentenwijk Arenberg

Beruntung ketika kuliah di KU Leuven, saya sempat merasakan tinggal di asrama kampusnya. Beruntung yang pertama, karena jarak dari keluar kamar hingga ke pintu kelas dapat ditempuh dalam waktu hanya sekitar 10 menit saja dengan mengendarai sepeda. Tergantung letak gedung asrama dan gedung kampus tempat kita kuliah tentunya, dan letak kamar kita.

Beruntung yang kedua, harga sewanya murah (184 EUR per bulan, tahun 2010-2011; 197 EUR per bulan, tahun 2011-2012), karena harganya disubsidi oleh pemerintah (kira2 setengah harga sewa kamar kos di luar asrama). Fasilitasnya di antaranya sambungan internet kabel di kamar; dapur dengan kompor elektrik dan microwave serta kulkas; tissue toilet yang selalu tersedia, cleaning lady yang membersihkan area umum seminggu sekali; juga kalau ada yang rusak2 macam lampu, keran air dll tinggal minta ganti, tidak ada biaya tambahan. Lalu, pada umumnya kan orang sewa hanya pada musim kuliah (September-Juni). Jadi pada akhir tahun ajaran biasanya mereka keluar dari asrama berikut barang2nya, dan kembali lagi pada tahun ajaran baru. Lucunya, kalau pada musim panas kita harus tinggal di asrama untuk mengulang ujian (re-exam diadakan pas liburan musim panas sekitar bulan Agustus), maka bebas bayar sewa kamar 1 bulan dengan menunjukkan transkrip bukti kita ikut re-exam. (Tapi siapa juga ya yang mau mengulang ujian).

Beruntung yang ketiga, areanya sungguh menyenangkan, asri. Dikelilingi pohon2 tinggi. Di musim apapun pemandangannya sangat indah. Dan udaranya luar biasa segar.

studentenwijk arenberg
Studentenwijk Arenberg–view from my window in September
Studentenwijk Arenberg -- view from my window in December
Studentenwijk Arenberg — view from my window in December

Jika saya kuliah di sana bukan disponsori beasiswa VLIR, kemungkinan besar saya tidak boleh menyewa kamar di sana. Tidak semua pelajar internasional boleh tinggal di asrama kampus ini. Setahu saya hanya pelajar2 dari negara2 berkembang dari Asia, Afrika dan Amerika Latin yang mendapat beasiswa VLIR yang boleh tinggal di sini. Lainnya dari negara Eropa yang tidak terlalu maju (macam Yunani atau Cheko) atau Amerika Latin lainnya, melalui beasiswa Erasmus. Dan setiap lantai paling hanya 1-2 orang saja orang internasionalnya. Lalu siapa sisanya? Ya orang2 Belgia.

Ada kurang lebih 20-an gedung asrama di area tersebut. Sekitar 15 gedungnya merupakan gedung yang seragam, dalam arti bentuk dan ukurannya luar dalam nyaris serupa. Gedung2 tersebut diberi nama-nama gunung2 tinggi di dunia. Gedung yang pernah kutempati bernomor 5 dan bernama Kilimanjaro. Dalam 1 gedung, terdiri dari 5 lantai. Kalau di sana lantai pertama disebut lantai 0. Jadi lantai tertinggi merupakan lantai 4. Dan 1 lantai terdiri dari 11 kamar, dengan 1 sharing kitchen dan 2 sharing shower rooms serta 2 sharing toilets. Oh ya, di lantai -1 ada tempat parkir sepeda.

Denah
Denah

Soal keamanan, untuk masuk ke dalam gedung memang bebas. Pintu tidak dikunci. Tidak ada penjaga gedung ataupun satpam. Tapi untuk masuk ke area hunian tiap lantai asrama, hanya penghuni lantai itu yang punya. Jadi setelah naik tangga hanya ada space kecil sekitar 1×3 m2, kemudian terdapat 1 pintu tersebut. Oh ya di sebelah pintu itu juga ada bel yang kode2 membunyikan bel untuk tiap penghuni berbeda-beda. Tentunya supaya kita mengerti kalau ada bunyi bel, tamu itu mau bertemu siapa. Kode2 itu berupa kode morse. Kombinasi titik dan strip: kalau titik berarti bunyi pendek, kalau strip berarti bunyi panjang. Tapi kalau sudah lewat jam 11 malam, tamu dilarang memencet bel, karena suaranya cukup keras sehingga mengganggu.

Istimewanya (barangkali karena ini gedung jadul), tidak ada lift, saudara2. Saya yang ketika itu beruntung mendapat kamar di lantai paling atas tentu sedikit terkejut dan sempat melobi ibu2 pengurus asrama di de Waag supaya dipindah ke lantai yang lebih rendah. Sayangnya dengan tegas si ibu itu menolak. Ya sudahlah. Pasti ada hikmahnya. Benar saja, karena letaknya di atas, pemandangan dari jendela kamar saya indah sekali. Lainnya, ternyata ini cocok untuk orang yang malas olahraga macam saya. Ya, saya bisa otomatis olah raga tiap naik turun tangga. Awalnya rasanya capek sekali, lama2 jadi terbiasa. Makin lama saya makin cepat melakukannya dan lebih kuat naik turun tanpa terlalu ngos2an.

Kamar/Kamer

Luas kamarnya sekitar 3×5 meter persegi. Dengan jendela yang super lebar tanpa teralis serta 1 pintu darurat yang terbuat dari kaca. Standar kamar kos di sini rupanya, setiap kamar pasti memiliki wastafel. Memudahkan segala aktivitas yang memerlukan air, seperti sikat gigi, cuci muka, wudhu, dll. Perabotan dasar pun tersedia, seperti tempat tidur busa dengan cover semacam kulit sintetis sehingga gampang membersihkannya, meja belajar besar, kursi, rak serbaguna dan lemari pakaian besar. Dan saya menemukan bahwa rak serbaguna model begitu sangat berguna sekali untuk menaruh berbagai barang tapi kamar tetap terkesan rapi.

Room sweet room
My room sweet room
Wastafel
Wastafel

Kamar mandi

Oh ya, tadinya saya sempat sangsi, apakah jumlah 2 toillets + 2 shower rooms cukup untuk 11 orang? Maksudnya, apakah nanti kami akan bisa menggunakannya dengan nyaman tanpa harus antri atau berebutan. Tenyata eh ternyata, sangat cukup kok. Berhubung di sana udaranya kering dan seringkali hawanya dingin (kecuali pas summer ya, itu aja panasnya tidak terus2an). Jadi mandi 1 kali sehari rasanya lebih dari cukup. Buktinya saya yang paling rajin mandi di sana. Jaraaang banget 2 shower rooms itu terpakai dalam waktu bersamaan. Soal toilet, anehnya juga, mereka itu sepertinya jarang buang air atau gimana ya. Pernah sih sesekali saya harus antri karena 2 toilet terpakai, tapi itu pun hanya terjadi beberapa kali selama 2 tahun saya di sana.

Shower room gaya minimalis
Shower room gaya super minimalis

Dapur/Keuken

Dapurnya sendiri luasnya sama dengan luas kamar, sekitar 3×5 m2. Ada kitchen set dengan banyak cupboards, 4 kompor listrik dan 2 wastafel buat cuci piring. Masing2 orang dapat 1 cupboard di mana masing2 bisa taruh peralatan makan+masak dan bahan makanannya. Ada 2 kulkas besar yang kita dulu2an pilih raknya untuk taruh bahan makanan kita, supaya tidak tertukar, karena kadang kan kita beli produk yang sama. Tersedia juga microwave milik asrama. Peralatan lainnya, ada oven yang di awal tahun, kami patungan belinya. Ada pula toaster, water boiler dan pemanggang roti model yang kalau sudah kecoklatan rotinya agak loncat gitu. Juga radio tape. Empat yang terakhir itu sih barang pribadi milik para penghuni asrama yang boleh dipakai bersama. Kegiatan masak dan makan dilakukan di dapur.

The kitchen -- di awal tahun ajaran -- masih sepi
The kitchen — di awal tahun ajaran — masih bersih dan sepi

Kehidupan dalam 1 lantai asrama

Di awal tahun ajaran biasanya ada saja 1 orang yang berinisiatif memimpin dan mengadakan meeting di dapur, untuk mendiskusikan berbagai hal. Misalnya, kebutuhan yang perlu dibeli untuk dipakai bersama, seperti sabun cair pencuci piring, spons dan kantong sampah. Oh ya, di sini kan sampahnya dipisah2: organik, plastik, kaleng dan sejenisnya, kertas, kaca dan sisanya ya yang tidak termasuk kriteria lainnya. Jadi jenis kantong sampahnya juga beda2. Setiap dari penghuni asrama akan mendapat jadwal sebagai yang bertanggung jawab atas sampah2 tersebut, dari mulai mengganti kantong kalau sudah penuh, membuang ke pool sampah di bawah hingga membersihkan tempatnya. Orang yang sedang bertugas sebagai penanggung jawab sampah, di pintu kamarnya akan ditempeli label dengan tulisan ‘vuilnisman/vrouw van de week’ berikut tugas2nya apa saja.

Kalau yang bersih2 ruang bersama sih sudah ada khusus. Satu orang yang kita sebut ‘cleaning lady’, yang datang 1 minggu sekali untuk mengepel, bersihkan area kamar mandi, dapur, termasuk gosok2in kompornya sampai kinclong.

Oh ya, gedung ini juga punya penanggung jawab kan, macam induk semang, yang kalau ada apa2 kita bisa lapor ke dia. Di awal tahun pula dia akan mengumpulkan orang2 selantai untuk berkenalan dan menjelaskan aturan2 dan apa2 yang perlu diketahui untuk para penghuni kamar. Dan selalu diakhiri dengan acara ramah tamah minum beer. Eh tapi, rupanya dia mengerti bahwa tidak semua orang minum beer, sehingga dia pasti juga bawa 1-2 juice buah kotak.

Orang Belgia cenderung tertutup dan pemalu, sehingga cenderung tidak memulai pembicaraan orang asing kecuali kitanya sendiri yang memulai duluan. Hal itu bisa dilihat juga dari pintu kamarnya yang hampir selalu tertutup. Dibuka hanya kalau keluar atau masuk. Tapi mereka lumayan baik hati, artinya kalau kita perlu sesuatu, pinjam2 apaa gitu, atau tanya2 berbagai info, mereka dengan senang hati membantu dan menjawab pertanyaan.

Susah juga berteman akrab dengan orang Belgia kalau kita tidak bisa menyesuaikan diri dengan budaya bergaulnya. Pernah awal2nya mereka (teman2 1 lantai) mengajak keluar malam ke kafe untuk minum beer. Tentu saja saya tolak. Pernah juga mereka mengajak main bowling jam 10 malam, yang dengan halus saya tolak juga dengan alasan sedang mengerjakan tugas. Sesekali juga orang selantai, mengetuk semua pintu kamar dengan keras sambil memanggil dan berteriak dalam bahasa Belanda yang saya tebak sih artinya kira2 ‘ayo2 keluar, kita ngumpul di dapur yuk sambil minum2 beer’. Soalnya habis itu semua orang keluar dan suasana jadi ramai di dapur. Khusus pintu kamar saya diketuknya dengan sopan, dan kemudian dia mengajak saya untuk gabung di dapur. Seingat saya sih pernah 1 x saya gabung ke dapur. Acaranya ya minum2 beer sambil ngobrol2 santai. Kedudukan minuman beer ini bisa dibilang setara dengan minuman teh kalau di Indo. Membuat akrab suasana kumpul2 dan mengobrol.

Refreshing in summer ala Belgian students
Refreshing ala mahasiswa Belgia

Kebetulan 1 lantai asrama yang saya tinggali lebih dari setengah penghuninya laki2, dan mahasiswa teknik. Dan kebanyakan dari mereka mahasiswa S1, yang artinya usianya berkisar 18-23 dan masih pada belum menikah tentunya. Sementara saya ibu muda beranak 1. Bisa dibilang perbedaan usia saya dan mereka kurang lebih 1 dekade kan. Selanjutnya saya tidak nyaman dan malas bergabung. Beda jaman gitu lho. Ditambah beda budaya, beda prinsip dan banyak lainnya, jadi kurang nyambung. Jadi kalau diajak adaaa saja alasan. Lama2 mereka mengerti saya tidak minum beer, dan pintu kamar saya tidak pernah diketuk lagi :D.

Tidak seperti mahasiswa/i di Indonesia yang senang kumpul ramai2 di kosan dan bikin berisik, mahasiswa/i Belgia ini bisa dibilang jarang ajak teman ramai2 datang ke kamarnya. Sepertinya bagi mereka kamar itu area privasi. Kalau ngumpul2 mereka lebih memilih di kafe, taman, tempat olah raga, atau tempat umum lainnya. Tapi, mereka sering ajak pacarnya datang bahkan menginap di asrama. Maka suasana asrama cenderung tenang, sesekali saja agak ramai kalau ada kumpul2 di dapur.

Orang Belgia relatif dekat dengan keluarganya. Di awal tahun ketika masuk asrama dan di akhir tahun ketika keluar dari asrama, banyak juga yang diantar dan dijemput bapak, ibu dan saudaranya, sekalian bantu2 angkut2 barang2nya.

Diantar? dijemput? ditengok?
Diantar? dijemput? ditengok?

Setiap akhir pekan, bagi yang tidak tahan sepi, tempat ini sangatlah menyebalkan. Pada umumnya di hari jum’at setelah kuliah terakhir selesai, para pelajar Belgia itu akan pulang ke rumahnya masing2 yang paling hanya berjarak sekitar 0.5-3 jam saja jika ditempuh dengan kereta. Lucunya setiap pulang mereka akan membawa koper besar seperti akan pergi jauh dan lama, hingga kalau jum’at sore itu, ramai sekali suara koper diseret di seluruh penjuru kompleks asrama.

Apa isinya?

Pakaian kotor selama seminggu, juga wadah2 makanan macam tupperware kosong. Mereka akan kembali pada minggu malam atau senin pagi dengan membawa koper berisi pakaian bersih dan wadah berisi penuh makanan, yang akan ditaruhnya di kulkas dan tinggal dipanaskan dengan microwave jika mau dimakan. Pernah juga beberapa kali, di tengah workdays, sang ibu datang menyelinap ke dapur, bahkan ketika anaknya sedang tidak ada di asrama, untuk menitipkan makanan untuk anaknya.

Hal-hal lain

Mungkin bisa berbeda untuk setiap lingkungan, dalam arti bisa jadi ini hanya terjadi di lantai saya dulu. Antar penghuninya, bahkan sesama orang Belgia, relatif jarang saling ngobrol ramai. Saya sih membayangkan kos2an mahasiswa/i di Indo biasanya ramai dan seru.

Lorong bagian dalam
Lorong bagian dalam asrama

Mereka juga entah kenapa tidak langsung ngomong kalau menegur. Pernah ketika itu ada yang tidak bertanggung jawab membuang sampah. Jadi harusnya dalam seminggu itu yang bertanggung jawab soal sampah si X. Tapi sampai sampah menumpuk dan penuh tidak juga dibuang ke pool dan diganti dengan kantong plastik baru. Saya perhatikan ketika orangnya ada pun kok ya tidak ada yang protes dengan menegur langsung. Malah protesnya ditulis di papan tulis yang tersedia di dapur yang memang digunakan untuk berkomunikasi. Akhirnya saya ikut2an nulis juga kalau2 ada hal2 yang mau disampaikan tapi sungkan bilangnya. Misalnya biasanya kalau habis masak/makan kan harus dibersihkan lagi, tapi adaaa saja yang jorok suka tidak mau bersihkan kalau habis mengotori dapur.

Kemudian, kalau ada apa2 yang rusak, misal lampu mati, keran bocor, pemanas tidak berfungsi, dll, tinggal kirim email ke bagian yang khusus mengurusi itu. Kalau pas hari kerja, besoknya akan ada orang yang datang untuk memperbaiki. Sebelum datang biasanya dia ketuk pintu dulu. Kalau sekali dua kali tidak dibukakan, dia akan berasumsi bahwa penghuninya tidak ada di dalam, sehingga akan membuka pintu dengan kunci cadangan. Maka hati2 kalau kita tahu bakal ada tukang datang sebaiknya mempersiapkan diri dan ruangan. Setidaknya kalau tidur siang ya dengan pakaian yang sopan. Pernah teman saya pas tidur siang, barangkali tidak dengar ketika pintunya diketuk. Ketika pintu dibuka orang itu, dia kaget ada orang masuk kamarnya. Untung ketika itu dia tidurnya selimutan.

Tentang beberapa penghuninya

Ada Evelyn, mahasiswi bidang pendidikan, yang sangat bertanggung jawab. Kalau ada kotor2 gitu di meja, dia langsung membersihkan saja tanpa ngedumel padahal bukan dia yang mengotori. Pernah dia membuang sampah organik, padahal minggu itu bukan tanggung jawabnya. Lalu saya tanya, kenapa kamu yang buang sampahnya, kan bukan giliranmu untuk itu. Dijawabnya dengan: ya daripada sampah ini menumpuk dan dapur ini menjadi bau, lebih baik saya buang saja, habis yang harusnya bertanggung jawab tidak melakukannya. Lalu ketika akhir tahun ajaran selesai di awal Juli, harusnya kan tugasnya dibagi2, siapa yang bersihkan kulkas, microwave, buang sampah, dll. Tapi dia melakukannya seorang diri. Eh dibantu kembarannya deng. Ketika saya sadar (saking sibuknya mengerjakan thesis) tahu2 dapur dan peralatannya sudah 80% rapi bersih. Ketika saya tanya kenapa tidak bagi2 tugas. Dia bilang habis orang2 tahu2 sudah pada cabut dari asrama tanpa pamit2, dan saya kelihatannya sibuk. Dia tahu saya sedang mengerjakan thesis, dan harus kelar bulan Agustus.

Ada kembarannya Evelyn, Nicolas, mahasiswa teologi, the postman. Soalnya dia yang selalu mengambil surat2 saya yang tertumpuk di mailbox di lantai 0, dan menyelipkannya di bawah pintu kamar. Sebagai pelajar non-Belgian, saya yang paling sering dapat berbagai macam surat. Tadinya saya bingung, kenapa surat2 saya bisa diantar sampai ke kamar. Suatu waktu pas saya sedang di kamar, ada surat menyelip dari bawah pintu. Langsung saya buka pintunya, dan akhirnya saya tahu siapa. Oh ya, si kembar ini sangatlah kompak dan akur. Bahkan kalau bicara pun pelan. Tidak pernah sekalipun mereka terlihat gontok2an berargumen atau bicara dengan nada tinggi. Pelajaran dari mereka: ikhlas berbuat baik kepada siapa saja, tanpa menggerutu.

Ada Pieter, mahasiswa teknik mesin yang serius, berjiwa pemimpin, proaktif, berinisiatif dan paling sering mengajak saya ngobrol. Dia pemimpin di lantai kami pada tahun pertama saya di sana. Dia yang mengajak patungan untuk beli ini itu kepada semua penghuni. Juga memberi tahu saya banyak hal di awal2 saya baru datang. Dia yang pertama kali dan satu2nya mengetuk pintu kamar saya untuk memperkenalkan diri. Di akhir tahun ajaran, ketika semua penghuni langsung keluar tanpa pamit2 pun, dia satu2nya yang pamit sama saya sebelum meninggalkan asrama foor good. Pelajaran dari dia: memanusiakan manusia, dari mana pun berasal.

Oh ya kebanyakan dari mereka tidak percaya dengan adanya Tuhan. Bahkan dulu Pieter bilang, menurut dia rata2 anak2 muda di Belgia adalah atheis. Kalaupun mereka merayakan natal, itu lebih sebagai moment untuk berkumpul bersama keluarga. Orang tuanya sendiri masih beragama Katholik, walaupun jarang ke gereja, tapi mereka tidak memaksakan anak2nya untuk beragama. Dia sendiri pernah bertanya ke saya, kenapa saya pilih Islam, dan kenapa saya tidak berjilbab. Pertanyaan yang sulit ya. Karena kalau saya jawab karena menurut saya agama Islam itu agama yang paling benar, maka berlanjut dengan pertanyaan bagaimana bisa tau. Apakah kamu sudah mempelajari semua agama dengan mendalam. Kalau soal jilbab, saya jawab ya saya tahu bahwa seharusnya demikian. Barangkali ketaatan saya dalam beragama masih in the middle level. Suatu hari nanti saya akan memakainya. Saya bilang juga kalai di Indonesia (dan Malaysia) mungkin bukan hal yang aneh kalau melihat perempuan Islam tidak pakai jilbab, bahkan malah pakai tank top dan hotpants. Orang Belgia memang detail dan senang mempelajari sesuatu hingga dalam. Maka berat deh kalau berdebat soal agama. Mending mengalihkan pembicaraan dengan ganti topik saja.

Ada Pablo, mahasiswa Biologi yang vegetarian. I felt guilty sama dia karena pernah saya bohongi. Jadi waktu itu saya lagi goreng kerupuk udang. Lalu saya tawari, dan dia coba. Dia bilang enak dan tanya bahannya dari apa, apa ada unsur hewaninya. Dan ketika dia tanya itu saya baru ingat dia pernah bilang dia vegetarian. Terpaksa saya bohong bilang tidak ada, daripada dia langsung mual dan muntah2.

Ada Dieter, mahasiswa teknik mesin, satu2nya orang yang sering membiarkan pintu kamarnya terbuka, yang wajahnya selalu riang, santai, tanpa beban walau sedang musim ujian. Soalnya yang lain tampangnya cenderung dingin, apalagi kalau lagi musim ujian ditambah kusut2, dan jadi kayak alien, mengurung diri ke kamar, sampai jarang ke dapur. Sampai saya heran mereka kapan makannya. Soalnya saya sendiri kalau lagi banyak tugas dan ujian justru bawaanya jadi gampang lapar. Pernah di musim ujian dia tanya bagaimana ujian saya, waktu itu saya lagi khawatir dengan ujian matematika saya yang kurang sukses, dan berada di ambang batas antara lulus dan tidak. Dia bilang dengan nada santai dan optimis, ‘don’t worry, you will pass’, seolah2 itu hal kecil yang tidak perlu dirisaukan dan saya pasti lulus. Dan memang benar, saya lulus :). Pelajaran dari dia: selalu berfikir positif, dan keberuntungan akan datang kepada kita.

Ada Arno, yang hampir setiap sore main alat musik tiup yang dari suaranya saya duga itu mirip saxophone tapi lebih ngebas. Apa ya? Saya tidak tahu karena pintu kamarnya selalu tertutup, dan saya juga tidak pernah tanya :D. Yang mau saya bilang, suara musiknya membuat saya merasa ‘ada orang juga di lantai sini’, soalnya suasana asrama seringkali hening.

Ada Thanos, mahasiswa Erasmus dari Yunani yang cuma 1 semester tinggal di asrama, yang suaranya keras dan ngebas banget, sampai2 kalau dia lagi on call atau online di kamarnya saja, saya bisa mendengar. Gaya bicaranya seperti orang marah2, padahal barangkali dia sedang ngomong biasa saja. Dia pernah bertanya sedikit curcol kepada saya, kenapa sih para orang Belgia di lantai itu pendiam dan tertutup sekali. Dan seperti tidak welcome/tertarik untuk berteman dengan dia. Padahal dia sudah berusaha bersikap ramah. Nah kan, berarti bukan saya saja yang merasa kalau orang Belgia seperti itu.

Ada juga perempuan Afrika yang saya lupa namanya siapa. Mahasiswi teknologi pangan, program interuniversity antara Univ Ghent dan KU Leuven. Juga cuma 1 semester tinggal di asrama. Juga ramah orangnya. Ya, saya pikir orang perantauan cenderung ramah karena kami datang sendirian dari jauh dan butuh teman. Oh ya dia ini kalau masak, aromanya, bagi saya sih tidak nyaman sekali. Entah apa bumbunya. Kalau saya tanya sih, bawang merah bawang putih, hampir sama kayak masakan Asia. Tapi pasti, pasti ada sesuatu. Karena yang bilang bau masakan orang Afrika aromanya sangat tidak nyaman ini bukan saya seorang.

Saya jadi sadar, pantas, kalau saya masak, terutama kalau lagi menumis pas bawang dan cabai bersatu dengan minyak panas, kalau ada orang Belgia di dapur itu biasanya langsung membuka jendela dan pintu lebar2 (kalau saya lupa melakukannya) dan segera menyelesaikan urusannya di dapur agar bisa segera keluar :D. Kalau tidak terpaksa, saya lebih senang banyak memasak di weekend, supaya bebas, sepi, tidak ada yang kebauan dengan aroma masakan saya yang menurut saya sedap, tapi bisa jadi menurut hidung bule itu menusuk dan tidak nyaman.

Begitu deh, sekelumit cerita tempat yang pernah membuat saya sebal karena relatif sepi, tapi sekaligus berkesan karena memberi banyak pengalaman baru yang berbeda.

Tot ziens!

24 thoughts on “Studentenwijk Arenberg

  1. Hmm menarik ceritanya, berhubung saya juga pernah merasakan kehidupan di asrama Arenberg , suasana di luar asrama, dan kota leuven itu sendiri.
    Kereta baru saja sampai di Leuven, kota kecil yang tertata rapi jali gaya eropa. perjalanan menuju kampus diteruskan dengan bus yang datang 15-20 menit sekali di halte tepat disamping stasiun dan pojok toko kebab langganan jika mampir ke Leuven.
    Busnya melewati pusat kota yang tidak terlalu besar namun lengkap untuk sebuah kota, toko-tokonya sering menawarkan diskon dalam jumlah fantastis. Biasanya malah sering diakhir perjalanan kami tidak pernah melewatkan yang satu itu ” waffle”.
    Bus sampai di halte terdekat sebelum saya biasanya harus melewati jalan utk satu mobil saja atau hanya untuk pejalan kaki, jalan ini melalui bawah jalan raya dengan pohon-pohon besar yang rimbun di musim panas dan kering di musim winter.Sungguh Indah dan alami.
    Sesampainya diasrama, kesan pertama ada bangunan dengan batu bata sebagai dinding terluar nya, ciri khas eropa adalah bangunan dengan ekkspose batu bata dengan beraneka macam warna. Saat masuk dan melewati kotak surat sudah ada tangga2 keatas menuju kamar2 itu. Istri saya termasuk beruntung mendapat kamar paling atas, berhubung akhirnya jadi sarana olah raga terutama saat baru masuk, tiap kali belanja, pulang kuliah, dan saat keluar asrama.
    Kamar tempat istri saya tinggal ini cukup untuk seorang pelajar, satu ingatan saya adalah kasurnya sangat ngepas untuk sendiri dan lantainya dingin 😀 , yang paling senang kalo acaranya memasak dan makan didapur, entah kenapa saya bersyukur istri saya jadi pinter masak sejak ke luar negri. Moga2 ilmunya tidak hilang di Indo 🙂 .
    menu favoritnya, mie, nasi goreng, makaroni skottel, lupa sayam, pokoknya enak semua. Tapi saya ingat ada hal yang membuatnya sedih pas ingin membuatkan saya siomay, tapi kurang sempurna hasilnya. Saya yakin sekarang sudah sangat mahir 🙂
    Seingat saya dari tempat dapur ini, kulkas besar dibagi2, lemari dibagi2, meja nya ditengah da ada satu jendela menghadap bagian lain asrama.
    Bagian lain dari asrama ini adalah kamar mandi, ada beberapa pilihan kubikal, pastinya gak akan pernah mengantri disini karena orang yang rajin mandi ya kita2 juga hohoho,

  2. aah, jadi kangen leuven.. kapan2 tulis tentang leuven ah…
    iya, lantai dingin, pemanas ruangan juga kurang hangat.. dan tetap midnite di-off-kan.. alhasil terutama pas winter, sangatlah menderita, hehehe.. beda lah sama weenapad, yang lantainya pakai karpet empuk, heaternya mantap.. jd pas winter pun di ruangan bisa pakai celana pendek dan kaos oblong :)) ..tapi tetap suka arenberg… viewnya dong ijo roro2.. window viewnya weenapad kan jalan aspal berikut mobil sliwar sliwer.., sama rel kereta :))
    soal siomay, ya kalau sudah di Indo mah ya beli aja dong, ngapain repot2 bikin sendiri 😀

  3. Hallo Mbak Erin, salam kenal…
    terima kasih tulisannya ttg KU Leuven khususnya kampus Arenberg. Karena insya allah, bulan September ini saya akan berangkat ke Belgia. Saya mendapatkan beasiswa VLIR untuk Master of Human Settlements (semoga ga batal lagi… karena pertengahan Juni lalu kabarnya batal).
    Oya, Mbak Erin lulusan Unika Semarang ya? Saya dari Undip.

    1. Hi Winona! salam kenal juga 🙂 Selamat ya! Semoga lancar semua urusannya berangkat dan kuliah di sana nanti. Iya saya lulusan Unika. Alhamdulillah kalau tulisannya bermanfaat. Silakan kalau ada hal2 yang mau ditanyakan lagi. Good luck!

      1. Iya Mbak Erin, saya pusing soal urus visa nih. Karena pengumumannya molor hingga pertengahan Juli, bahkan sampai hari ini saya belum dapat instruksi lbh lanjut untuk pengurusan visa nya. Jadi rasa – rasa waktunya mepet sekali. Mana lagi menjelang Lebaran… saya posisi kerja di Batam. 😀 Tiketnya selangit, walau hanya buat ke Jakarta. Mau tanya… dulu Mbak Erin posisi kerja di Jakarta ya? urus visa nya pake agen atau urus sendiri? Ada alumni VLIR juga yang bilang kalau urus sendiri, perlu sediakan waktu semingguan stay di Jakarta.
        Kalau pake agen, mohon info…. agen nya siapa?
        Terima kasih

        Oya, nama saya Kezia….

      2. Dulu saya posisi kerja di Bandung. Urus visanya setengah pakai agen. Jadi urusan translate dan legalisasi dokumen2 pakai agen, pas tinggal urus visanya ke kedutaan saya urus sendiri. Memang ribet kalau urus sendiri, karena kita kan awam. Satu minggu di Jakarta sepertinya tidak cukup kalau urus sendiri, soalnya kan mesti bolak balik, masukin dokumen ke sana kemari, beberapa hari kemudian diambil, terus masukkan lagi ke tempat lain, ribet. Dulu saya pakai biro jasanya Ediati Kamil, di Jl. Saharjo 39. Pengalaman saya sih dulu pelayanannya baik, dan lancar, orangnya juga kooperatif. Penerjemahnya saya pakai jasanya ibu Trees Slamet di Cilandak. Oh ya jangan lupa tes kesehatannya, soalnya dulu saya sempat harus mengulang, jadi dikasih obat terus tes lagi 1-2 minggu kemudian.

  4. Selamat malam Mbak.. Maaf mau nanya lagi. Saat ini saya sedang legalisir ijazah, transkrip dan SKCK di Kemenkumham. Karena kantor baru buka hari ini, stlh libur Lebaran.
    Mau menanyakan, dulu Mbak Erin legalisir akte kelahiran juga nggak? Perlu nggak sih? Soalnya akte saya keluaran Temanggung Jawa tengah, kalau saya harus cari spesimen tanda tangan Bapak nya Dinas Kependudukan, rasa – rasa waktunya tidak cukup. 😦
    Apakah nanti di Belgia kita ditanyain akte kelahiran? Atau cukup ijazah, transkrip dan SKCK saja yg dilegalisir?

    Terima kasih sebelumnya..

    Regards,

    Kezia

    1. Dulu saya juga legalisir akte, tapi ternyata tidak terpakai ko, jadi tidak perlu.
      Kecuali kalau sudah punya anak, perlu utk legalisir akte anak dan surat nikah, supaya biasa dapat tambahan tunjangan keluarga 🙂

      1. Mbak Erin, terima kasih banget info nya. Sekarang saya agak lega. Inipun trpaksa yg dilegalisir adalah dokumen asli saya, ijazah dan transkrip, karena fotokopi legalisir transkrip saya ditanda tangan oleh personil yang blm ada specimen tanda tangannya di Kemenkumham.
        Dan tidak memungkinkan bagi saya untuk balik ke Semarang, smntr waktunya sdh mepet sekali. Ya trpaksa deh, ntar ijazah saya berstempel2.. Hahahaa..

        Regards,

        Kezia
        Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss…!

  5. Selamat siang Mbak Erin,

    Minggu lalu student visa saya sudah jadi, sementara saya akan berangkat ke Belgia sekitar 2 minggu lagi. Ini saya sedang belanja – belanja n siap2. Ada yang ingin saya tanyakan :
    1. Untuk peraturan di kamar, kalau ga salah boleh punya hairdryer dan semacam water heater buat kopi ya? Menurut pengalaman Mbak Erin, hairdryer nya bawa dari Indonesia atau beli di sana saja sih? Soalnya mau hemat nih, biarpun dapat beasiswa. Hehehe…
    2. Untuk komunikasi dengan keluarga di Indonesia, saya ingin bawa blackberry saya. Soalnya orang tua saya tidak tahu internet. Jadi ga bisa skype an… Pertanyaan saya, kalau di Belgia bisa tetap aktifkan BB ya? Biasa operatornya apa?
    Terima kasih.

    Regards,

    Kezia

    1. hai kezia
      1. sy tdk ingat detil peraturan kamar blh bw apa saja. tp kl hairdryer dan pemanas kopi rasanya blh saja. dulu sy paling cm taro rice cooker dan water boiler di dlm kmr. aturannya brg ky gt ditaro di dapur sih. tp kl ga ketahuan ya gpp. menurutku utk beli2 brg gt mending di sana saja. jgn ngirit2 bgt 🙂 beasiswanya gede ko. dr indo mending bawa2 barang yg ga ada di belgia.
      2. aku jg dulu ga pakai bb jd ga ngerti. tp kayaknya sih bisa. dulu aku pakai lyca soalnya tlf ke indo murah dan tlf ke sesama lyca gratis. cuma lyca ga gt populer di sana. lebih byk yg pakai base atau proximus. tp kita bisa ganti operator tanpa ganti nomer hp.

  6. Halo Mba Erin, nama saya Yvoine Kentjana, saya rencananya mau daftar untuk kuliah Bachelor di KU Leuven untuk tahun 2014-2015 ini. Mba, saya mau nanya, keterima di KU Leuven itu susah atau nggak yah?
    Terus kalau mau ngambil beasiswa VLIR itu, step pertama yang harus di lakukan apa ya? soalnya saya nggak mengerti waktu buka websitenya – (saya nggak ketemu beasiswa buat bachelor :” apa memang VLIR hanya menyediakan beasiswa untuk program amster ya?)
    Makasih banyak Mba 🙂

  7. Hi Yvoine! 🙂
    Kalau ditanya susah atau enggak keterima di KU Leuven, bingung juga jawabnya. Mestinya sih kalau kita memenuhi syarat2 untuk bisa kuliah di sana ya diterima ya. Apalagi kalau pakai biaya pribadi. Yang pasti tidak ada tes GRE/GMAT seperti kalau sekolah di US. Hanya saja, untuk bachelor, sepertinya sih semua program kuliahnya menggunakan bahasa Belanda. Jadi ya harus memenuhi standar bahasa Belanda nya dulu.
    Iya, setahu saya sampai dengan saat ini VLIR hanya menyediakan beasiswa untuk S2 dan S3. Kalau mau daftar, langkah pertama lihat dulu jurusannya ada yang sesuai tidak. Karena VLIR hanya menyediakan beasiswa untuk program2 tertentu. Selanjutnya ya diikuti syarat2nya. Kalau tidak salah, daftar dulu ke KUL nya, kalau keterima (sudah dapat acceptance letter), baru daftar ke VLIR.

  8. Halo Mb Erin,
    boleh saya tanya2 info tentang Leuven? karena saya pengen ambil S2 di sana.
    pertanyaan:
    1. saya ingin ambil jurusan MBA. Kira2 macam scholarship apa saja ya yang bisa saya ambil ke sana?
    2. Saya dengar di Belgia itu memakai 3 bahasa, yaitu german, belanda, dan perancis.
    nah kalau di daerah Leuven di sana, sebagian besar menggunakan bahasa apa ya Mb?

    Makasih Banyak Mb 😀

    1. halo fulki,
      1. setahu saya agak jarang ya beasiswa untuk program MBA, coba cari beasiswa erasmus, atau langsung cari di program di universitas yang dituju.
      2. iya betul.. fyi, yg pakai bhs prancis di belgia sisi selatan (wallon) dan di brussels, yg pk bhs belanda di belgia sisi utara (flanders), yg pakai bhs jerman hanya sebgaian kuecil di wallon bagian timur.. leuven di flanders, pakainya bahasa belanda. tapi di univ nya ada juga program2 kelas internasional yg pakai bhs inggris.

      1. terimakasih atas jawabannya mb 🙂
        mau tanya lagi mb.
        setelah saya telaah lagi program yang saya inginkan adalah Master of Business Administration (Brussels) Master of Science untuk international program ini linknya –>
        http://onderwijsaanbod.kuleuven.be/opleidingen/e/CQ_51854620.htm#activetab=diploma_omschrijving
        di link tersebut saya lihat “contact”nya, di sana saya sadar bahwa KU LEUVEN untuk program ini berada di Brussel bukan di Leuven?
        begitu ya mb? sepertinya KU Leuven punya banyak cabang di beberapa kota di Belgia.

        mohon pencerahannya mb 🙂

      2. hi! sama2..
        kalau sy lihat di link nya, programnya itu di kampusnya HU Brussel.. itu bukan cabangnya KU Leuven, tapi salah satu dari kampus2 universitas di Flanders n Brussel yg punya jaringan kerja sama di bawah asosiasi KU Leuven. untuk lebih jelasnya bisa lihat di web associatie.kuleuven.be.

    2. hmm ada pertanyaan lagi nih mb..

      permbukaan kelas untuk universitas KU Leuven hanya di bulan september ya tiap tahun?
      klo saya liat di situs falkutas ekonominya sih ga ada info untuk pembukaan kelas selain september (contoh: kelas februari)

      setelah melakukan pendaftaran dan submit semua data yang disyaratkan, rentang waktu pengumuman lulus/tidak kira2 berapa lama ya mb?

      1. setahu saya, kelas tahun ajaran baru di sana hanya dimulai di bln september.
        wah saya tidak ingat betul, mungkin sekitar 1-2 bulan.. coba ditanyakan saja ke admission officer nya.

  9. hello mba Erin ..

    aku mau tanya donk , besiswa ini ada nya kapan ya ? cara apply nya gimana .. minta infonya donk mba Erin untuk undergraduate .. Terimakasih 🙂 🙂

  10. halo salam kenal maaf ganggu waktunya,

    Saya ada keinginan untuk kuliah s1 arsitek di ku leuven, awal yg harus sy lakuin apa ya mba? step dari mulai awal nya. daftar dulu ke web univ, kemudian pembayaran pendidikan nya di indo/belgia? kemudian baru urus visa atau urus sekolah bahasa dulu di belgia atau gmn?

    Kemudian sy pernah baca ada uang jaminan juga. yang dimaksud uang jaminan gimana ya? itu uang jaminan untuk kita pakai selama di belgia atau uang jaminan dikembalikan setelah kita selesai study selama 3 tahun?

    Saya 2008 sempet kuliah di undip arsitek tp karena ada kerjaan jadinya keluar, apa ada batasan umur untuk jenjang s1 di ku leuven?

    Sekarang mba masih di belgia/udah di indo? boleh minta alamat emailnya mba, untuk tanya” lagi. makasih banyak :))

    1. halo.
      1. pertama buka web kuleuven.be. cari info prosedur aplikasi, syarat2 yang diperlukan utk program bachelor khususnya international student…dari syarat pendidikan, syarat bahasa, biaya, dokumen2 pendukung lain, prosedur pembayaran, dll.. memang butuh usaha yg besar di awal utk mempelajari dan paham prosedur dan syarat2 yg lumayan ribet… tp di web itu lengkap informasinya… kalau masih kurang jelas pun ada contact person yg bisa dihubungi dan ditanya2, baik pihak jurusan, univ maupun international office.. info yg didapat bakal lebih jelas, benar dan update…kalau info dari saya bisi menyesatkan.. gak pasti, dan lupa2 ingat soalnya.
      2. soal batasan umur setahu saya tidak ada, setahu saya yaa
      3. sudah di indo.
      priandini_erin@yahoo.com

Leave a reply to erinyudha Cancel reply